SELAMAT BERCINTA

Jangan salahkan mentari, ketika ia lelah dan berhenti menyinari. Jangan salahkan rembulan, Jika ia telat datang menembus kegelapan. Ja...

Jangan salahkan mentari,
ketika ia lelah dan berhenti menyinari.

Jangan salahkan rembulan,
Jika ia telat datang menembus kegelapan.

Jangan salahkan semesta,
Jika ia tak bergerak sebagaimana mestinya.

Jangan pula salahkan cinta,
Jika ia tak bergejolak dalam peraduannya.

Hidup tak hanya menawarkan satu rasa.
Kadang suka, duka, bahkan kombinasi antara keduanya.

Tapi pernahkah anda merasa bahwa dunia seakan remuk dalam satu genggaman ?
Merasa seakan detak jantung berhenti dalam satu gertakan ?
Mereasa darah berdesir dan berhenti berdenyut dalam satu tekanan ?
Pernah merasa dada menyempit dan menghimpit setiap lekuk relung dada kita ?

Itulah kehilangan.
Ketika kita terjerembab di lubang kenangan tak berujung.
Merasa lemah.
Tak berdaya.
Tak bisa berbuat apa-apa.

Itulah kepergian.
Ketika kita terkungkung di suatu titik.
Dalam jangka yang tak terbayang.
Merasa kalah.
Tak terarah.
Tak bisa melihat apa-apa.

Itulah cinta dan kehilangan.
Dua hal yang berbeda.
Seakan tak bersentuhan.
Bagai dua sisi mata koin.
Ada.
Bersisihan.
Berdempetan.
Bersentuhan.
Tapi tak pernah bertemu.
Bertatap.
Seakan semuanya aman.
Seakan semuanya tak punya paruh daya.
Tenggelam pada indahnya dunia romantika.

Tapi suatu ketika.
Saat dua mata sisi koin itu bertemu.
Mereka seakan terjerembab.
Pada batas kehilangan.
Kesedihan tiada tara.
Tiada ujung.

Itulah akhirnya.
Dari suatu persinggahan yang tak pernah diharapkan.
Oleh aku, kamu, dia dan semua korelasi yang berhubungan dengan cinta.

Selamat bercinta,
Selamat menikmati rasa jatuh cinta lengkap dengan bumbu patah hatinya.

-dims-

You Might Also Like

0 comments

Flickr Images