KETIKA SEMESTA TAK BERPIHAK PADA KITA...

      Ketika kita merasa ada di ujung penantian. Berharap pada sebuah pegangan penuh ketidakpastian. Sanggupkah hati merasa tenang ? Sedang...

      Ketika kita merasa ada di ujung penantian. Berharap pada sebuah pegangan penuh ketidakpastian. Sanggupkah hati merasa tenang ? Sedangkan dunia penuh perandaian masih terbayang-banyang ? Mungkin raga masih menoleransi. Tapi apa itu cukup ? Semua hal di sekeliling kita seakan berkorelasi untuk membentuk gugusan penuh tanda tanya besar. Mengikat. Tanpa pernah merasa diikat.

     Ketika kita merasa berada di ambang batas. Berharap pada suatu tangkai yang tak kunjung memberi kejelasan. Sanggupkah Jingga membentang di pelupuk hati kita ? Sedangkan dunia penuh kekecewaan yang tak kunjung mereda ? Mungkin Raga masih menoleransi. Tapi apa itu cukup ? Semua hal di sekeliling kita seakan bekorelasi membentuj gugusan penuh kebimbangan. Menyentuh. Tanpa merasa disentuh.

     Ketika kita merasa berada di sebuah sudut pengharapan. Berharap pada suatu sisi yang tak kunjung memberi jawaban. Sanggupkah kedamaian muncul di penghujung hati kita ? Sedangkan dunia penuh kemunafikan yang tak ada habisnya ? Mungkin raga masih menoleransi. Tapi apa itu cukup ? Semua hal di sekeliling kita seakan bekorelasi membentuk gugusan penuh keraguan. Memeluk. Tanpa merasa dipeluk.

      Ketika kita merasa berada di sebuah titik penghabisan. Berharap pada sebuah belahan kubah yang tak kunjung terbelah. Sanggupkah ada kedamaian di hati sanubari ? Sedangkan dunia penuh ketidakpastian menyelubung tanpa kenal lelah ? Mungkin raga masih menoleransi. Tapi apa itu cukup ? Semua hal di sekeliling kita seakan bekorelasi membentuk gugusan kebuntuan. Mengintai. Tanpa merasa diintai.

   Semuanya terlalui.
   Sendiri.
   Hanya ditemani secuil kedamaian yang tersembunyi.
   Menyeruak.
   Dari hati sanubari.
   Berpencar.
   Menjadi butiran suci yang tak terkendali.
   Mempertemukan kita.
   Aku dan kamu.
   Pada suatu titik.
   Titik yang tak ada satupun orang yang sanggup menerjemahkan.
   Yang sanggup menerawang.
 
    Dia datang.
    Pucat.
    Kelabu mewarnai auranya.
    Air wajahnya keru.
    Bersimbah darah.
    Tawanya sinis.
    Getir.

    Jingga menyingkap semuanya.
    Ada yang tersembunyi darinya.
    Ujung penantian terjawab sudah.

    Aku.
    Kamu.
    Dan semua korelasi yang diciptakan tuhan.

    Tak akan pernah berada pada sebuah garis.
    Garis lurus yang membentang antara Aku, Kamu dan Tuhan.
 
    Karena Semesta.
    Tak akan berpihak pada kita.
 
    Selamanya....



-dims-

You Might Also Like

2 comments

  1. Keren. Diksinya lho bagus dims. Tapi aku rada gak mudeng di paragraf-paragraf awal itu. :D

    ReplyDelete
  2. wkwk.makasih :) itu karya buntu setelah sekian lama gak ngeblog.wehehee

    ReplyDelete

Flickr Images