SURAT UNTUK JOKOWI : KAJI ULANG SKEMA UNAS DEMI OBJEKTIVITAS

WARNING !! Artikel ini dibuat bukan dengan maksud untuk mengajak memilih calon presiden tertentu, atau kampanye terselubung atau apa. saya ...

WARNING !!
Artikel ini dibuat bukan dengan maksud untuk mengajak memilih calon presiden tertentu, atau kampanye terselubung atau apa. saya bukan fans jokowi. Artikel ini saya posting untuk mengikuti lomba surat untuk jokowi yang diadakan salah satu panitia lomba. terima kasih, selamat membacaaa :))))
--------------------------------------------------------------------------------------------------






Assalammualaikum Wr Wb,
          Bapak Joko Widodo yang terhormat,

          Sebelumnya saya menyampaikan rasa terima kasih yang besar karena diberi kesempatan untuk menulis langsung kepada salah satu calon pembawa tongkat estafet kemajuan bangsa Indonesia, bapak Jokowi.

          Perkenalkan pak, saya Dimas putra permadi. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya seorang pelajar di sebuah SMA Negeri di Kab.Sidoarjo yang masih mengenakan setelan seragam putih abu-abu. Melalui surat ini, saya hendak menanyakan bagaimana komitmen bapak jika terpilih menjadi presiden nanti terkait dengan masalah-masalah klasik yang membuat kami, para pelajar sering gelisah dan gundah. Perasaan ini tidak dibuat-buat, melainkan timbul dari sanubari kami sebagai seorang pelajar dan saya rasa hal ini terus mendarah-daging dari generasi ke generasi.

          Saya langsung to-the-point saja pak. Permasalahan yang ingin saya tanyakan adalah seputar dunia pendidikan Indonesia. Saya tidak mau bertanya yang muluk-muluk. Saya hanya ingin bertanya tentang apa yang ingin saya tanyakan yaitu perkembangan sistem Ujian Nasional yang boleh saya katakan dewasa ini makin lama kok makin njlimet.
          Pertama yang saya soroti adalah fungsi utama Ujian Nasional. Pada Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 66 ayat (1) berbunyi : Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1) butir c bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentudalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional.
Yang membuat saya bingung adalah, bagaimana bisa ujian nasional dijadikan sebagai bahan penilaian pencapaian kompetensi lulusan secara nasional sedangkan proses belajar mengajar di setiap daerah di Indonesia berbeda ? Kita memiliki daratan yang luas dan tidak semua daerah terkover pendidikan yang memadai. Jadi menurut saya Ujian Nasional tidak sesuai jika didasarkan pada tujuan diatas. Hal ini pula yang menyebabkan beberapa daerah tertentu selalu langganan peringkat buncrit setiap kali pelaksanaan Ujian Nasional. Kalau saya pribadi, saya lebih menyukai sistem UASBN SD dimana soal dibuat oleh masing-masing provinsi. Hal ini lebih fair dan tidak merugikan pihak manapun. Bagaimana menurut bapak ?
Kedua, yaitu penambahan fungsi Ujian Nasional tingkat SMA di tahun 2014 ini. Yaitu sebagai salah satu factor untuk pertimbangan dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan dengan catatan bobot soal sulit akan semakin meningkat. Jujur saja sebelumnya saya menyambut antusias ide ini karena mau tidak mau dengan demikian para pelajar lebih mempersiapkan dirinya secara matang. Akan tetapi pada realisasinya yang membuat saya kecewa adalah pernyataan dari hampir semua tenaga pendidik di PTN menyatakan hanya menggunakan bobot unas sekitar 5-10 % saja. Coba banyangkan pak, jika hanya 5-10 % lalu mengorbankan naiknya bobot soal sulit saya rasa ini tidak fair. Disini siswa yang dirugikan. Jika hanya 5-10 % saja yang digunakan, lebih baik unas tidak dipakai sama sekali dan bobot soal dikembalikan seperti semula. Itu menurut saya, bagaimana menurut bapak ?
Yang ketiga, saya mohon bapak bersama menteri pendidikan baru yang terpilih nanti untuk mengkaji kembali jumlah mata pelajaran yang harus dituntaskan peserta didik selama mengenyam bangku sekolah. Di sekolah saya saja, untuk bisa naik kelas, semua nilai mata pelajaran harus diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Apa artinya ? artinya kami sebagai seorang murid dituntut untuk menguasai 17 mata pelajaran sekaligus. Hebat sekali bukan pak pelajar Indonesia ? Jika bapak terpilih nanti mohon tindakan nyata bapak terkait hal ini. Kami hanya pelajar biasa pak, yang belajar untuk menjadi pintar, bukan dituntuk untuk menjadi pintar.  Coba dibandingkan dengan guru, guru matematika saya yakin hanya menguasai matematika. Begitu pula dengan guru ekonomi, geografi dan lainnya. Harapan saya biarkan murid yang menentukan beban studinya karena saya yakin hanya murid itu sendiri yang paham betul ilmu apa yang substansional untuk digunakan ke program studi yang akan diambilnya di perguruan tinggi kelak.
Saya mohon tanggapan dan partisipan bapak dalam bentuk nyata jika terpilih menjadi presiden kelak. Semoga bapak bisa membawa tongkat estafet pergerakan bangsa ke arah yang lebih baik.
Akhir kata, Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya dan juga saya sampaikan terima kasih juga kepada Bapak Joko Widodo yang telah sudi membaca surat saya dan mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan kata baik yang disengaja maupun tidak.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Salam Kerja, Kerja, Kerja !

-dims-

You Might Also Like

0 comments

Flickr Images